Saturday

Misteri Jaman Nabi Nuh (bagian 3 - Gunung atau Pulau Malaya)



Malaya adalah nama gunung tempat bahtera Manu berlabuh setelah banjir bah  melanda bumi


Pembahasan mengenai asal-usul alien tidak mungkin terlepas dengan kisah Nephilim yang termuat dalam bible dan kisah Anunaki dari Sumeria. Dalam artikel "Kisah Anak-anak Langit dan Bumi" telah dibahas mengenai kemungkinan mereka itu adalah manusia-manusia koloni langit yang kembali ke bumi. Pembahasan lebih lengkap mengenai kisah leluhur Nephilim bisa dilihat di artikel "Misteri kisah manusia-manusia raksasa : Nephilim dan kaum Ad ". Periode kisah Nephilim itu terjadi sebelum Banjir Bah Nabi Nuh AS karena itu pembahasan Bani Adam Hypothesis (Hipotesa asal-usul Alien adalah manusia keturunan Adam) mau tidak mau harus membahas kisah Banjir Bah Nabi Nuh AS.

Dalam artikel "Misteri Jaman Nabi Nuh" telah dibahas mengenai proses terjadinya Banjir Bah yaitu karena keluarnya sumber air dari dalam bumi dan kemungkinan terjadinya perang saudara antara sesama manusia sebelum kejadian Banjir Bah. Namun analisa yang lebih tepat ada di artikel yang kedua yaitu "Misteri Jaman Nabi Nuh AS Bagian Kedua Hipotesa Alternatif" yang mengambil kesimpulan bahwa peristiwa Banjir Bah Nabi Nuh AS terjadi sekitar 250 juta tahun yang lalu dimana pada masa itu terjadi kepunahan massal besar-besaran sehingga lebih dari 96%  mahluk laut dan 70% mahluk darat bertulang belakang punah. Namun yang tetap masih menjadi misteri adalah dimanakah bahtera Nabi Nuh AS berlabuh dan memulai kembali peradaban manusia?
Menurut mitologi india "Vaivasvata Manu" (yang mirip dengan cerita Nabi Nuh AS) setelah banjir besar, bahtera Manu terdampar di atas pegunungan "MALAYA" (Ancient Super Volcano Toba?).
http://en.wikipedia.org/wiki/Manu_(Hinduism)
"According to the Matsya Purana, his boat was perched after the deluge on the top of the Malaya Mountains ... "
Namun bisakah dipercaya sumber yang berasal dari India ini? Dalam artikel Misteri Jaman Nabi Nuh AS Bagian Kedua Hipotesa Alternatif" dapat diambil kesimpulan bahwa peristiwa Banjir Bah Nabi Nuh AS terjadi sekitar 250 juta tahun yang lalu, dan satu-satunya mitologi di muka bumi ini yang menceritakan kejadian Banjir Bah sekitar ratusan juta tahun yang lalu hanyalah mitologi Manu dari India. Namun apakah peradaban manusia sudah muncul ratusan juta tahun yang lalu? Dalam artikel "Peradaban Manusia kemungkinan sudah berusia trilyunan tahun" dibahas mengenai kemungkinan dimulainya peradaban manusia trilyunan tahun yang lalu.

Kata MALAYA diduga berasal dari kata  "malaia" dari bahasa Dravida yang berarti bukit atau "pegunungan". 
Di Al-Qur'an disebutkan bahtera Nabi Nuh AS berlabuh di Judiyy. Salah satu tafsir arti kata Judiyy adalah "pegunungan".


Sebagai tambahan referensi Melayu atau Malayu adalah nama sebuah kerajaan kuno yang terletak di mulut sungai Batang Hari, Propinsi Jambi. Kata Malayu sendiri ditemukan pada sebuah patung di Padang Rocore yang diperkirakan berasal dari tahun 1286 M. Di dalam catatan2 kuno Cina pada periode sekitar abad ke-7 Masehi ditemukan  kata "Mo-lo-yeu", di catatan2 yang lain ditemukan kata "Ma Li Yi Er" dan "Wu Lai Yu". Marco Polo juga mereferensikan sebuah daerah di bagian selatan Semenanjung Melayu sebagai "Malauir"


Dan sebenarnya bila dilihat secara geologis kepulauan Malaya (Sumatera) memang sudah terbentuk sekitar 250 juta tahun yang lalu seperti terlihat pada gambar dan referensi link di bawah :


Referensi :

http://www.scotese.com/newpage5.htm



Kemungkinan yang dimaksud dengan Gunung Malaya adalah Gunung Purba Super Volcano Toba. Sekitar 75,000 tahun yang lalu Super Volcano Toba mengeluarkan letusan yang nyaris memusnahkan populasi manusia di bumi. Itu baru sekitar 75,000 tahun yang lalu, bayangkan ukuran fisik Ancient Super Volcano Toba sekitar 250 juta tahun yang lalu. Menariknya legenda Samosir di danau Toba juga menceritakan mengenai banjir besar dan hubungannya dengan ikan mirip dengan mitologi manu di India.




Malaya adalah nama pulau (dan juga nama gunung) tempat kerajaan Alengka Rahwana berada


Kemungkinan cerita Ramayana adalah kisah nyata sudah pernah dibahas pada artikel "Era Treta Yuga (Kisah Ramayana dan Perang antar planet Devas-Ashuras)". Menariknya dalam kisah Ramayana disebutkan mengenai keberadaan sejenis wahana terbang yang bernama "Pushpaka".

Namun tahukah anda bahwa kemungkinan pulau Alengkanya Rahwana itu adalah pulau Sumatera?


Dalam Ramayana kemungkinan juga ada referensi mengenai pulau Sumatera dan Jawa.
Para Vanara dikerahkan oleh Sugriva atas perintah Rama untuk mencari Sita di daerah sekitar Yava menurut kitab Ramayan karangan Valmiki. 
Referensi :
http://www.valmikiramayan.net/kishkindha/sarga40/kishkindha_40_prose.htm
"Oh, forest dwelling vanara-s, you shall search on the mountains and in the townships that are steeped in the ocean. And you have to search on the peak of Mt. Mandara, where some extensive and unsightly beings are harboured, and at places where some other beings live with odd physical features. Some of them have no ears, while some have their lips as their ears. Some are with grisly faces like iron-faced-beings while some beings, although they are single-footed, yet they are very rapid. While some tribals are unkillable and mighty man-eaters, some other have golden complexion, and they will be pleasant in their appearance with towering wisps. Some other tribals who live on islands budging underwater as they are raw fish eaters and they are observed upon as horrific man-tigers i.e., half-man and half-tiger, like mermaids. All of their dwellings are to be searched in jambuu dwiipa, the tableland that contains bharata varSa, namely India. And you have to go beyond this to other easterly places that are reachable either by mountaineering, or by hopping, or even by boating. 

"You strive hard in the island of Yava, which will be splendorous with seven kingdoms, like that even in Golden and Silver islands that are enwreathed with gold-mines, in and around Yava islands. On crossing over Yava Island, there is a mountain named Shishira, which touches heaven with its peak, and which gods and demons adore. You shall collectively rake through all the impassable mountains, waterfalls, and forests in these islands for the glorious wife of Rama.

Kalau mengacu ke dugaan bahwa kisah Ramayana ini terjadi sekitar 2 juta tahun yang lalu maka pada saat itu pulau Jawa dan Sumatera belum terpisah.
Referensi :
http://sains.kompas.com/read/2011/11/21/00320643/Ketika.Jawa.dan.Sumatera.Terpisah
http://www.ees.lanl.gov/geodynamics/Wohletz/Krakatau.htm
http://www.ees.lanl.gov/geodynamics/Wohletz/Krakatau_6th_Century.pdf
http://www.sahultime.monash.edu.au/fullScreen.html

Jadi acuan ke pulau Yava (Java) itu mungkin mengacu ke gabungan pulau Jawa dan Sumatera pada periode sekitar 2 juta tahun yang lalu.

Keberadaan gunung Proto Toba mungkin dideskripsikan dengan pegunungan Shishira yang sampai menyentuh langit.


Sumatera(MALAYA DVIPA?) terdapat dalam teks Vayu Purana, dan kerajaan Ravana disebutkan terletak di MALAYA DVIPA. Di MALAYA DVIPA (Pulau Melayu=Sumatera) terdapat MALAYA MOUNTAIN (Pegunungan Malayu = Supervolcano Toba?).

http://books.google.com/books?id=os1wPNHRrbEC&pg=PA70
In the Vayu Purana (Bhuvanavinyasa, ch.48), the author describes the six isles round about Jambu Dvipa, as follows :
(i)Anga Dvipa, (ii)YAVA DVIPA, (iii)MALAYA DVIPA, (iv)Kusa Dvipa, (v)Sankha Dvipa and (vi)Varaha Dvipa. The third in the above list, viz., MALAYA DVIPA is further described in verses 20-30 of the same chapter.It is said about this island that there are many gold mines there and the population consist of several classes of Mlecchas. There is a great mountain named Malaya containing silvermines. Heavenly bliss is obtained on the mountain on every Parva or Amavasya day. The famous Trikuta mountain is also situated on this island. The mountain is very extensive and has several beautiful valleys and summits. The great city called Sri Lanka is founded on one of the slopes of this mountains. Its length is hundred Yojanas while its breadth is 30 Yojanas. To The east of this island lies a great Siva temple in a holy place called Gokarna.


Pulau Srilangka yang sekarang dianggap adalah tempat kerajaan Ravana sebenarnya tidak memenuhi kriteria ukuran, karena kerajaan Alengka Ravana mempunyai panjang sekitar 1288 km. Pulau Sumatera lebih masuk akal dalam hal ini.

http://en.wikipedia.org/wiki/Lanka
The Ramayana, as also several other surviving Hindu texts, clearly state that Ravana's Lanka was situated 100 Yojanas (800 miles or around 1288 kilometres) away from mainland India. 

The city itself is described as being 100 Yojanas (800 miles or 1288 kilometres) long and 30 Yojanas (240 miles or 386.4 kilometres) in breadth.


Dalam artikel "Hipotesa asal-usul manusia kera" saya memperkirakan bahwa peristiwa Ramayana terjadi sekitar 2 juta tahun yang lalu. Dugaan saya pada waktu itu kepulauan Nusantara sudah terbentuk seperti sekarang namun Semenanjung Melayu terendam di bawah laut, Semenanjung Melayu inilah yang kemudian dinaikkan permukaannya dan dibuat sebagai jembatan agar bisa mencapai Alengka (Sumatera/Malaya). Ada peta perkiraan geologis yang memperkirakan kondisi sekitar 14 juta tahun yang lalu dan di masa itu memang sebagian Semenanjung Melayu berada di bawah laut dan karenanya sangat mungkin bahwa masa setelah itu yaitu sekitar 2 juta tahun yang lalu Semenanjung Melayu memang terendam di bawah laut. Berikut peta dan dan referensi link nya :


Referensi :

http://www.scotese.com/miocene.htm




Sebenarnya ada indikasi bahwa manusia berfisik raksasa pernah menghuni pulau Sumatera, di Tapak Tuan, Aceh Selatan ada sebuah bekas tapak kaki raksasa dengan ukuran sekitar 5 meter.


Referensi :

http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2012/06/23/pantai-legenda-di-aceh-selatan-466553.html




Menurut mitologi setempat Tuan Tapa pemilik tapak kaki raksasa tersebut menyelamatkan seorang putri dari India dari cengkeraman para Naga dari Cina. Kisah ini mirip dengan Ramayana dimana ada raksasa dan putri dari India namun di Sumatera raksasanya menjadi tokoh protagonis dan bukan antagonis, analisa bahwa Rahwana adalah tokoh protagonis pernah diutarakan oleh Agus Sunyoto dalam bukunya Rahwana Tattwa. Sebagai tambahan informasi di sekitar lokasi juga terdapat makam Tuan Tapa yang mempunyai panjang sekitar 20 meter.


Referensi :

http://demaljaktsa.wordpress.com/2013/04/19/alkisah-naga-menjemput-putri-melawan-petapa-yang-bijak-dan-sakti/